Bila terdapat kesalahan penulisan dan saran, bisa dituliskan di comment.
Terimakasih, Selamat Menikmati
_______________________________________________________________
CHAPTER
5: Perburuan Ke Hutan Foloi
Elpis
mengamati keadaan telur garuda disamping kasurnya, “Aneh seperti tidak ada
kehidupan didalam telur ini” Elpis menggaruk kepalanya bingung.
Keesokan harinya latihan berat Elpis terus
berlanjut, rutinitasnya sepereti jadwal yang diberikan ayahnya padanya. Pada
saat berlatih dengan ayahnya Elpis bertanya:
“Ayah, mengapa telur garuda itu seperti
tidak hidup? Apakah telur itu akan menetes” Elpis bertanya, ingin tahu.
“Telur itu akan menetas bila engkau
mengalirkan cukup energi alam padanya. Ayah dan kakekmu sebenarnya bisa
menetasknya dengan mudah tapi dia tidak akan mengakuimu. Hanya dengan
mengalirkan energimu pada telur, dan memberikannya nutrisi secara perlahan dia
akan merasakan kehangatan kasih orang tuanya. Jadi dia akan menganggapmu
ibunya.” Agenor menjelaskan dengan jelas bagaimana telur tersebut dapat
menetas.
“Butuh berapa lama aku harus berlatih untuk
mencapai tingkat 4, sehingga bisa mengalirkan energi padanya” Elpis tidak sabar
untuk menetaskannya.
“Dengan kecepatan latihanmu sekarang, untuk
mencapai tingkat 3 engkau membutuhkan waktu 3 bulan atau lebih cepat. Sedangkan
untuk mencapai tingkat 4 sebenarnya tidak terlalu sulit. Namun tingkat 4
memiliki 5 tingkatan untuk berhasil mencapai tingkat ke 5” Agenor menjelaskan.
“Ayahmu membutuhkan bertahun-tahun untuk
mencapai Energy Forming Stage, ayah
hanya berhasil mencapai tingkat pertama dalam energy forming stage. Tapi bakatmu bagus, sehingga engkau hanya
membutuhkan memberikan usaha terbaikmu, mencapai tingkat ke 4 sebelum 1 tahun
latihanmus selesai” Agenor menambahkan.
Elpis mendengarkan penuh dengan semangat,
determinasi bisa terlihat dimatanya. Latihan beratnya terus berlanjut, 3 bulan
awalnya berlatih dia telah menguasai 7 gerakkan kaki dasar para kesatria,
bahkan dia sudah dapat menggunakan 7 gerakkan dasar kesatria dengan diperkuat
energi alam.
Pelatihan memanahnya juga menunjukkan hasil
yang memuaskan Elpis sudah berlatih menggunakan busur dan panah. Dan ditambah
latihan mengangkat beban yang sudah mencapai berat 6 kilogram disetiap
tangannya.
Latihan bersama nenek Megan pun memberikan
hasil signifikan, nenek Megan mengajarkan beberapa teknik penyembuhan dan
beberapa mantra suci untuk meningkatkan kecepatan, serangan dan pertahan untuk
beberapa saat. Elpis membaca dan menghafalkan setiap mantra suci tersebut
setiap malam setelah berlatih.
Setelah makan malam dan semua latihan
selesai, seperti biasa Elpis masuk kekaamarnya, hal yang dilakukan Elpis cukup
aneh, meskipun belum mencapai tingkat 4 dia selalu memegang telur tersebut dan
berusaha menyalurkan energinya.
“Shush..Shush..Shush” Energi mulai
bersikulasi dalam hatinya, sesuatu yang menakjubkan terjadi.
“Yes. Aku berhasil membangun inti energi
dalam hatiku”Elpis berbicara dalam hatinya dan mengambil posisi meditasi. Elpis mengamati inti energy dalam hatinya,
dalam posisi bermeditasi, cahaya berwarna kuning terang dan merah berotasi
disekeliling inti energinya.
Elpis terus melakukan latihan sampai titik
ekstrim, yaitu benar-benar menghabiskan energinya saat berlatih. Sehingga dia
beberapa kali harus mengambil posisi meditasi saat latihan untuk mengisi kembali
inti energinya.
Dengan cepat waktu berlalu, 5 bulan sudah
dilewati oleh Elpis. Anna dan Melyne beberapa kali datang, namun Agenor tidak
membiarkan Elpis menemui mereka. Hal tersebut agar fase latihan Elpis tidak
terganggu.
“Sedikit lagi, aku akan melewati batas
tingkat ke tiga, sedikit lagi” Elpis membatin,
setiap malam dia terus berusaha menyalurkan energinya kepada telur tersebut.
Suatu hari latihan yang dilakukannya masuk
ke tahapan selanjutnya
“Elpis, hari ini kita akan melakukan
latihan pertarung yang sebenarnya. Bertarunglah dengan kakek, gunakan pedang
kayu ini.” Agis melemparkan pedang kayu pada cucu kesayangannya.
Elpis menangkap pedang kayu itu dengan
tangan kanannya. Sambil mengamati dari dekat pedang ditangan kanannya, Elpis memandang
kakeknya.
“Baik kek, Tidakkah kakek akan menunjukkan
teknik berpedang para kesatria padaku?” Elpis bertanya dengan penuh semangat.
“Tentu, kakek akan mengajarkan teknik dasar
berpedang para kesatria, teknik ini bernama pedang suci pembelah kegelapan.
Kakek hanya dapat menggunakan teknik pedang dengan elemen cahaya, untuk
menguasai teknik pedang api, engkau harus mempelajarinya di akademi nanti” Agis
melakukan pemanasan sambil menjelaskan pada Elpis.
“Pedang suci pembelah kegelapan memiliki 5
tingkatan, tingkat 1,2 dan 3 adalah teknik dasar. Gerakannya adalah kombinasi
menusuk, membelah dan rotasi pedang.
Gerakkan dasar yang akan kakek ajarkan
adalah, gerakkan mengayunkan pedang dengan kecepatan maksimal dan kekuatan
penuh, kuncinya adalah penguasaan pada pedang” Agis menjelaskan dengan detail
agar mudah dipahami.
Elpis berlatih dengan Agis setiap harinya,
terkadang ayahnya menggantikan sang kakek. Pada bulan ke 6, Elpis sudah
menguasai esensi dari pedang suci pembelah kegelapan.
“Hmm. Ternyata setiap gerakkan pada teknik
ini merupakan pencerminan dari cahaya. Tajam, cepat, dan penuh dengan kejutan”
pemahaman Elpis terhadap teknik ini cukup dalam, dia bahkan dapat menciptakan
gerakkannya sendiri.
Suatu malam pada bulan ke 7 latihannya
Elpis melakukan hal biasa dikamarnya, Elpis berusaha memberikan energinya.
Tidak seperti bebrapa bulan yang lalu, malam ini terjadi hal yang mengejutkan.
“Zink..Zink..Zink” Energi dari dalam tubuh
Elpis mengalir kedalam telur tersebut, telur tersebut terangkat dari kasur
kecil dimana Elpis meletakkannya. Energi berwarna kuning keemasan dan energi
merah seperti api mengelilingi telur tersebut.
“Akhirnya aku berhasil” Elpis berbicara
dalam hatinya, berusaha sebisa mungkin menahan kesenangan dalam hatinya agar
dapat berfokus pada penyaluran energinya.
5 Menit..10..20 Menit, Kepala Elpis terasa
berat. Tanpa dia sadari dia menghabiskan semua energinya membuat inti energinya
menjadi kosong. Dengan tubuh lemas dan wajah pucat, Elpis naik keatas
ranjangnya dan mengambil posisi meditasi. Elpis bermediatasi sampai fajar
menyingsing seperti biasa.
Pagi harinya, Elpis tersadar dari
meditasinya dan mengamati telur di sebelah ranjangnya.
“Telur ini bertambah besar” Elpis berteriak
penuh kegembiraan. Mulai hari itu setiap latihan Elpis selalu melakukan hal
yang sama setiap harinya. Telur tersebut terus bertambah besar dan mulai
terlihat bayang-bayang sebuah mahluk tertidur didalamnya.
Hari itu, Agenor mengajak Elpis untuk
berburu hewan liar dihutan foloi, hari itu mereka berangakat pukul 7 pagi,
tentunya kakek Agis turut serta menemani mereka. Mereka hanya membawa makanan
siang untuk makan dihutan dan tas kulit untuk memasukkan hasil buruan.
Elpis mengenakan pakaian pelindung yang
terbuat dari kulit hewan, ibunya membuatkannya beberapa bulan yang lalu, panah
dipunggungnya dan pedang disisi pinggangnya. Elpis beserta kakek dan ayahnya
berjalan ke arah hutan.
Baru beberapa meter mereka berjalan suara
gadis perempuan terdengar dari kejauhan.
“Elpis, Tunggu..”Anna berlari kearah Elpis.
Anna mengenakan pakaian kulit putih terbuat dari bulu srigala putih, dan
membawa tongkat ditangan kanannya. Meylne berlajan dibelakangnya. Meylne
mengenakan pakaian perang para cleric petarung.
“Salam” Meylne menundukan kepalanya kearah
Agis dan Agenor, mengucapkan salam sesuai kebiasaan masyarakat nephilinheim.
“Salam” Agis dan Agenor membalas sambil
membungkuk.
“Meylne, Apa yang kau lakukan disini?” Agis
bertanya pada Meylne. Sedang Agenor mendengarkan sambil membungkuk memastikan
pakaian Elpis terpasang dengan benar.
“Mara kemarin bercerita padaku kalian akan
beburu, Jadi aku mengajak Anna untuk ikut dan berlatih sambil berburu. Ini
kesempatan latihan yang baik” Meylne menjelaskan.
“Baiklah, tapi awasi Anna jangan biarkan
dia berkeliaran dihutan, itu berbahaya. Anna sudah mencapai tingkat apa dalam
penggunaan energi? Agenor bertanya.
“Terimakasih, Gadis ini sudh mencapai
tingkat 3, beberapa bulan lalu dia berhasil membangun inti energi dalam
hatinya. Tidak akan lama untuknya mencapai tingkat 4” Meylne menjelaskan dengan
bangga pada putrinya. Hal tersebut bukan tanpa alasan, untuk seorang anak yang
belum mencapai 7 tahun sudah mencapai tingkat 4 dapat dikatakan berbakat. Meylne
hanya tidak mengetahui, Elpis baru menguasai energi kurang dari 1 tahun dan
sudah mencapai tingkat 4. Dalam hal ini tidak salah memanggilnya jenius.
“Baiklah, Mari Berangkat” Agenor tidak
menceritakan keadaan Elpis yang sudah mengalami peningkatan ke tingkat ke 4.
Hal tersebut agar tidak melukai kebanggan Meylne dan juga mematahkan semangat
Anna.
Agis mengetahui maksud Agenor tidak
menceritakannya pada Meylne dan Anna, kemudian berkata: “Mari”
Anna dan Elpips berjalan bersama, Anna
memandang ke arah Elpis diam-diam. Anna melihat tanpa diketahui Elpis.
Merasakan dia dipandangi Elpis melirik ke
arah Anna dan bertanya: “Ada apa Ann?”
Tertangkap basah sedang memandangi Elpis
wajah Anna memerah, kemudian membalas gugup: “Ttiidakk, kau hanya terlihat
keren dengan pakaian itu Elp”
Elpis begitu polosnya menanggapi dengan
senyumnya: “Aku terlihat keren ya? Haha” Elpis tertawa seperti anak-anak
seumurnya.
Beberapa saat kemudian, mereka mulai
memasuki hutan foloi, suasana hutan begitu tenang, suara burung dan desiran
angin membuat hutan terasa begitu tenang dan indah.
“Siapkan perlengkapan kalian, Kita tidak
tahu apa yang akan muncul” Agenor dan Agis mengingatkan. Anna menggunakan
mantra suci pada dirinya, Elpis melakukan hal yang sama. Sedangkan Meylne, Agis
dan Agenor mengalirkan energi mereka pada pedang dan tongkat mereka.
Agis merupakan kesatria tingkat Wielding Stage level ke 4, diakhir masa
kerjanya sebagai kesatria nephilin dia tidak berhasil membuat terobosan ke
tingkat 5.
Anna dan Elpis juga bersiap-siap, mereka
mengikuti dari belakang. Mereka berjalan ke arah jantung hutan, pohon-pohon
berukuran sangat besar mulai terlihat, pohon-pohon itu terlihat seperti benteng
yang melindungi jantung hutan.
Anna dan Elpis yang baru pertama kali
melakukan petualangan tercengang mengagumi keindahan hutan foloi.
“Jangan lengah Elpis, ingat yang ayah
katakan padamu?” Agenor berkata menyadarkan Elpis.
Seketika Elpis tersadar, kemudian berkata
singkat: “Baik yah”
Tiba-tiba terdengar suara rauman, tiba-tiba
sebuah bayangan melompat dari pohon besar didepan mereka, bayangan itu melompat
kearah Elpis dan Anna.
“Elpis!” Agenor berteriak. Bersamaan dengan
Meylne berteriak : ” Anna”.
<Previous Chapter Next Chapter >
Tidak ada komentar:
Posting Komentar