Minggu, 02 Agustus 2015

Chapter 5: Perburuan ke Hutan Foloi

Selamat malam, Teman-teman berikut chapter ke 5 dari serial "Sword of Truth" 

Bila terdapat kesalahan penulisan dan saran, bisa dituliskan di comment.
Terimakasih, Selamat Menikmati

_______________________________________________________________

CHAPTER 5: Perburuan Ke Hutan Foloi

Elpis mengamati keadaan telur garuda disamping kasurnya, “Aneh seperti tidak ada kehidupan didalam telur ini” Elpis menggaruk kepalanya bingung.


Keesokan harinya latihan berat Elpis terus berlanjut, rutinitasnya sepereti jadwal yang diberikan ayahnya padanya. Pada saat berlatih dengan ayahnya Elpis bertanya:

“Ayah, mengapa telur garuda itu seperti tidak hidup? Apakah telur itu akan menetes” Elpis bertanya, ingin tahu.

“Telur itu akan menetas bila engkau mengalirkan cukup energi alam padanya. Ayah dan kakekmu sebenarnya bisa menetasknya dengan mudah tapi dia tidak akan mengakuimu. Hanya dengan mengalirkan energimu pada telur, dan memberikannya nutrisi secara perlahan dia akan merasakan kehangatan kasih orang tuanya. Jadi dia akan menganggapmu ibunya.” Agenor menjelaskan dengan jelas bagaimana telur tersebut dapat menetas.

“Butuh berapa lama aku harus berlatih untuk mencapai tingkat 4, sehingga bisa mengalirkan energi padanya” Elpis tidak sabar untuk menetaskannya.

“Dengan kecepatan latihanmu sekarang, untuk mencapai tingkat 3 engkau membutuhkan waktu 3 bulan atau lebih cepat. Sedangkan untuk mencapai tingkat 4 sebenarnya tidak terlalu sulit. Namun tingkat 4 memiliki 5 tingkatan untuk berhasil mencapai tingkat ke 5” Agenor menjelaskan.

“Ayahmu membutuhkan bertahun-tahun untuk mencapai Energy Forming Stage, ayah hanya berhasil mencapai tingkat pertama dalam energy forming stage. Tapi bakatmu bagus, sehingga engkau hanya membutuhkan memberikan usaha terbaikmu, mencapai tingkat ke 4 sebelum  1 tahun latihanmus selesai” Agenor menambahkan.

Elpis mendengarkan penuh dengan semangat, determinasi bisa terlihat dimatanya. Latihan beratnya terus berlanjut, 3 bulan awalnya berlatih dia telah menguasai 7 gerakkan kaki dasar para kesatria, bahkan dia sudah dapat menggunakan 7 gerakkan dasar kesatria dengan diperkuat energi alam.

Pelatihan memanahnya juga menunjukkan hasil yang memuaskan Elpis sudah berlatih menggunakan busur dan panah. Dan ditambah latihan mengangkat beban yang sudah mencapai berat 6 kilogram disetiap tangannya.

Latihan bersama nenek Megan pun memberikan hasil signifikan, nenek Megan mengajarkan beberapa teknik penyembuhan dan beberapa mantra suci untuk meningkatkan kecepatan, serangan dan pertahan untuk beberapa saat. Elpis membaca dan menghafalkan setiap mantra suci tersebut setiap malam setelah berlatih.

Setelah makan malam dan semua latihan selesai, seperti biasa Elpis masuk kekaamarnya, hal yang dilakukan Elpis cukup aneh, meskipun belum mencapai tingkat 4 dia selalu memegang telur tersebut dan berusaha menyalurkan energinya.

“Shush..Shush..Shush” Energi mulai bersikulasi dalam hatinya, sesuatu yang menakjubkan terjadi.

“Yes. Aku berhasil membangun inti energi dalam hatiku”Elpis berbicara dalam hatinya dan mengambil posisi meditasi. Elpis mengamati inti energy dalam hatinya, dalam posisi bermeditasi, cahaya berwarna kuning terang dan merah berotasi disekeliling inti energinya.

Elpis terus melakukan latihan sampai titik ekstrim, yaitu benar-benar menghabiskan energinya saat berlatih. Sehingga dia beberapa kali harus mengambil posisi meditasi saat latihan untuk mengisi kembali inti energinya.

Dengan cepat waktu berlalu, 5 bulan sudah dilewati oleh Elpis. Anna dan Melyne beberapa kali datang, namun Agenor tidak membiarkan Elpis menemui mereka. Hal tersebut agar fase latihan Elpis tidak terganggu.

“Sedikit lagi, aku akan melewati batas tingkat ke tiga, sedikit  lagi” Elpis membatin, setiap malam dia terus berusaha menyalurkan energinya kepada telur tersebut.

Suatu hari latihan yang dilakukannya masuk ke tahapan selanjutnya
“Elpis, hari ini kita akan melakukan latihan pertarung yang sebenarnya. Bertarunglah dengan kakek, gunakan pedang kayu ini.” Agis melemparkan pedang kayu pada cucu kesayangannya.

Elpis menangkap pedang kayu itu dengan tangan kanannya. Sambil mengamati dari dekat pedang ditangan kanannya, Elpis memandang kakeknya.

“Baik kek, Tidakkah kakek akan menunjukkan teknik berpedang para kesatria padaku?” Elpis bertanya dengan penuh semangat.

“Tentu, kakek akan mengajarkan teknik dasar berpedang para kesatria, teknik ini bernama pedang suci pembelah kegelapan. Kakek hanya dapat menggunakan teknik pedang dengan elemen cahaya, untuk menguasai teknik pedang api, engkau harus mempelajarinya di akademi nanti” Agis melakukan pemanasan sambil menjelaskan pada Elpis.

“Pedang suci pembelah kegelapan memiliki 5 tingkatan, tingkat 1,2 dan 3 adalah teknik dasar. Gerakannya adalah kombinasi menusuk, membelah dan rotasi pedang.
Gerakkan dasar yang akan kakek ajarkan adalah, gerakkan mengayunkan pedang dengan kecepatan maksimal dan kekuatan penuh, kuncinya adalah penguasaan pada pedang” Agis menjelaskan dengan detail agar mudah dipahami.

Elpis berlatih dengan Agis setiap harinya, terkadang ayahnya menggantikan sang kakek. Pada bulan ke 6, Elpis sudah menguasai esensi dari pedang suci pembelah kegelapan.

“Hmm. Ternyata setiap gerakkan pada teknik ini merupakan pencerminan dari cahaya. Tajam, cepat, dan penuh dengan kejutan” pemahaman Elpis terhadap teknik ini cukup dalam, dia bahkan dapat menciptakan gerakkannya sendiri.

Suatu malam pada bulan ke 7 latihannya Elpis melakukan hal biasa dikamarnya, Elpis berusaha memberikan energinya. Tidak seperti bebrapa bulan yang lalu, malam ini terjadi hal yang mengejutkan.

“Zink..Zink..Zink” Energi dari dalam tubuh Elpis mengalir kedalam telur tersebut, telur tersebut terangkat dari kasur kecil dimana Elpis meletakkannya. Energi berwarna kuning keemasan dan energi merah seperti api mengelilingi telur tersebut.

“Akhirnya aku berhasil” Elpis berbicara dalam hatinya, berusaha sebisa mungkin menahan kesenangan dalam hatinya agar dapat berfokus pada penyaluran energinya.
5 Menit..10..20 Menit, Kepala Elpis terasa berat. Tanpa dia sadari dia menghabiskan semua energinya membuat inti energinya menjadi kosong. Dengan tubuh lemas dan wajah pucat, Elpis naik keatas ranjangnya dan mengambil posisi meditasi. Elpis bermediatasi sampai fajar menyingsing seperti biasa.

Pagi harinya, Elpis tersadar dari meditasinya dan mengamati telur di sebelah ranjangnya.

“Telur ini bertambah besar” Elpis berteriak penuh kegembiraan. Mulai hari itu setiap latihan Elpis selalu melakukan hal yang sama setiap harinya. Telur tersebut terus bertambah besar dan mulai terlihat bayang-bayang sebuah mahluk tertidur didalamnya.

Hari itu, Agenor mengajak Elpis untuk berburu hewan liar dihutan foloi, hari itu mereka berangakat pukul 7 pagi, tentunya kakek Agis turut serta menemani mereka. Mereka hanya membawa makanan siang untuk makan dihutan dan tas kulit untuk memasukkan hasil buruan.

Elpis mengenakan pakaian pelindung yang terbuat dari kulit hewan, ibunya membuatkannya beberapa bulan yang lalu, panah dipunggungnya dan pedang disisi pinggangnya. Elpis beserta kakek dan ayahnya berjalan ke arah hutan.

Baru beberapa meter mereka berjalan suara gadis perempuan terdengar dari kejauhan.

“Elpis, Tunggu..”Anna berlari kearah Elpis. Anna mengenakan pakaian kulit putih terbuat dari bulu srigala putih, dan membawa tongkat ditangan kanannya. Meylne berlajan dibelakangnya. Meylne mengenakan pakaian perang para cleric petarung.

“Salam” Meylne menundukan kepalanya kearah Agis dan Agenor, mengucapkan salam sesuai kebiasaan masyarakat nephilinheim.

“Salam” Agis dan Agenor membalas sambil membungkuk.

“Meylne, Apa yang kau lakukan disini?” Agis bertanya pada Meylne. Sedang Agenor mendengarkan sambil membungkuk memastikan pakaian Elpis terpasang dengan benar.

“Mara kemarin bercerita padaku kalian akan beburu, Jadi aku mengajak Anna untuk ikut dan berlatih sambil berburu. Ini kesempatan latihan yang baik” Meylne menjelaskan.

“Baiklah, tapi awasi Anna jangan biarkan dia berkeliaran dihutan, itu berbahaya. Anna sudah mencapai tingkat apa dalam penggunaan energi? Agenor bertanya.

“Terimakasih, Gadis ini sudh mencapai tingkat 3, beberapa bulan lalu dia berhasil membangun inti energi dalam hatinya. Tidak akan lama untuknya mencapai tingkat 4” Meylne menjelaskan dengan bangga pada putrinya. Hal tersebut bukan tanpa alasan, untuk seorang anak yang belum mencapai 7 tahun sudah mencapai tingkat 4 dapat dikatakan berbakat. Meylne hanya tidak mengetahui, Elpis baru menguasai energi kurang dari 1 tahun dan sudah mencapai tingkat 4. Dalam hal ini tidak salah memanggilnya jenius.

“Baiklah, Mari Berangkat” Agenor tidak menceritakan keadaan Elpis yang sudah mengalami peningkatan ke tingkat ke 4. Hal tersebut agar tidak melukai kebanggan Meylne dan juga mematahkan semangat Anna.

Agis mengetahui maksud Agenor tidak menceritakannya pada Meylne dan Anna, kemudian berkata: “Mari”

Anna dan Elpips berjalan bersama, Anna memandang ke arah Elpis diam-diam. Anna melihat tanpa diketahui Elpis.

Merasakan dia dipandangi Elpis melirik ke arah Anna dan bertanya: “Ada apa Ann?”

Tertangkap basah sedang memandangi Elpis wajah Anna memerah, kemudian membalas gugup: “Ttiidakk, kau hanya terlihat keren dengan pakaian itu Elp”

Elpis begitu polosnya menanggapi dengan senyumnya: “Aku terlihat keren ya? Haha” Elpis tertawa seperti anak-anak seumurnya.

Beberapa saat kemudian, mereka mulai memasuki hutan foloi, suasana hutan begitu tenang, suara burung dan desiran angin membuat hutan terasa begitu tenang dan indah.

“Siapkan perlengkapan kalian, Kita tidak tahu apa yang akan muncul” Agenor dan Agis mengingatkan. Anna menggunakan mantra suci pada dirinya, Elpis melakukan hal yang sama. Sedangkan Meylne, Agis dan Agenor mengalirkan energi mereka pada pedang dan tongkat mereka.

Agis merupakan kesatria tingkat Wielding Stage level ke 4, diakhir masa kerjanya sebagai kesatria nephilin dia tidak berhasil membuat terobosan ke tingkat 5.

Anna dan Elpis juga bersiap-siap, mereka mengikuti dari belakang. Mereka berjalan ke arah jantung hutan, pohon-pohon berukuran sangat besar mulai terlihat, pohon-pohon itu terlihat seperti benteng yang melindungi jantung hutan.

Anna dan Elpis yang baru pertama kali melakukan petualangan tercengang mengagumi keindahan hutan foloi.

“Jangan lengah Elpis, ingat yang ayah katakan padamu?” Agenor berkata menyadarkan Elpis.

Seketika Elpis tersadar, kemudian berkata singkat: “Baik yah”

Tiba-tiba terdengar suara rauman, tiba-tiba sebuah bayangan melompat dari pohon besar didepan mereka, bayangan itu melompat kearah Elpis dan Anna.

“Elpis!” Agenor berteriak. Bersamaan dengan Meylne berteriak : ” Anna”.

<Previous Chapter                                                             Next Chapter >

Tidak ada komentar:

Posting Komentar