Selasa, 20 Oktober 2015

Kewirausahaan

Kewirausahaan? Apa itu? Sedikit mengenai kewirusahaan, Dalam mengartikan kewirausahaan terlebih dahulu harus memahami arti dari wirausaha dan wirausahawan. Wirausaha dari segi etimologi berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, berbuat sesuatu. Wirausahawan menurut Joseph Schumpeter (1934) adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk : (1) memperkenalkan produk baru, (2) memperkenalkan metode produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Dari arti wirausaha dan wirausahawan tersebut, maka kewirausahaan dapat diartikan sebagai berikut : a. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Achmad Sanusi, 1994). b. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different). (Drucker, 1959). c. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. (Zimmerer, 1996). d. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (star-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth). (Soeharto Prawiro, 1997). e. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. (Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995). f. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif
dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. (Soeparman Spemahamidjaja, 1977). g. Kewirausahaan adalah suatu sifat keberanian, keutamaan dalam keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. (S. Wijandi, 1988). h. Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). (Richard Cantillon, 1973). Dari berbagai pendapat para ahli di atas, maka dapat disarikan bahwa pengertian kewirausahaan adalah sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, resiko sosial, dan akan menerima reward berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal

Yang menjadi kunci penting untuk keberhasilan seorang wirausahawan adalah memiliki semangat untuk berusaha, tidak menyerah meski gagal diawal. Wirausahawan yang berhasil adalah mereka yang merencanakan segala sesuatunya dengan baik, dan berani mengambil resiko saat ada kesempatan yang menjajikan.  Melakukan usahanya dengan jujur dan menghargai konsumennya, sehingga terjadi kepercayaan terhadap poduk dan yang terutama terhadap anda sebai penjual. Ciri-ciri pokok peranan kewirausahaan (McClelland, 1961 dalam Suyanto, 1987) meliputi Perilaku kewirausahaan, yang mencakup memikul risiko yang tidak terlalu besar sebagai suatu akibat dari keahlian dan bukan karena kebetulan, kegiatan yang penuh semangat dan/atau yang berdaya cipta, tanggung jawab pribadi, serta pengetahuan tentang hasil-hasil keputusan; uang sebagai ukuran atas hasil.Ciri lainnya, minat terhadap pekerjaan kewirausahaan sebagai suatu akibat dari martabat dan ‘sikap berisiko’ mereka. Seorang wirausaha adalah risk taker. Risk taker dimaksudkan bahwa seorang wirausaha dalam membuat keputusan perlu menghitung risiko yang akan ditanggungnya. Peranan ini dijalankan karena dia membuat keputusan dalam keadaan tidak pasti. Wirausaha mengambil risiko yang moderat, tidak terlalu tinggi (seperti penjudi), juga tidak terlalu rendah seperti orang yang pasif (Hanafi, 2003). Dari hasil penelitiannya, McClelland (1961) menyatakan bahwa dalam keadaan yang mengandung risiko yang tak terlalu besar, kinerja wirausaha akan lebih tergantung pada keahlian- atau pada prestasi - dibanding pekerjaan lain. Seorang wirausaha untuk melakukan inovasi atau pembaharuan perlu semangat dan aktif. Mereka bisa bekerja dalam waktu yang panjang, misal 70 jam hingga 80 jam per minggu. Bukan lama waktu yang penting, namun karena semangatnya mereka tahan bekerja dalam waktu yang panjang. Bagi individu yang memiliki n-ach tinggi tidak begitu tertarik pada pengakuan masyarakat atas sukses mereka, akan tetapi mereka benar-benar memerlukan suatu cara untuk mengukur seberapa baik yang telah dilakukan.

Dari penelitiannya, McClelland menyimpulkan bahwa kepuasan prestasi berasal dari pengambilan prakarsa untuk bertindak sehingga sukses, dan bukannya dari pengakuan umum terhadap prestasi pribadi. Selain itu juga diperoleh kesimpulan bahwa orang yang memiliki n-ach tinggi tidak begitu terpengaruh oleh imbalan uang, mereka tertarik pada prestasi. Standar untuk mengukur sukses bagi wirausaha adalah jelas, misal laba, besarnya pangsa pasar atau laju pertumbuhan penjualan.

Menurut McClelland terdapat tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi, yaitu:

 Kebutuhan akan prestasi
Dorongan untuk menjadi yang terbaik, untuk mencapai keberhasilan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, dan untuk berjuang demi kesuksesan. Sebagai contoh: Seorang wirausahawan yang mendapatkan pencapaian penjualan 100, sedangkan target penjualannya hanyalah 80 ia akan menjadi lebih bersemangat dan berusaha lebih keras untuk mengalahkan prestasi penjualannya sebelmnya.

Kebutuhan akan kekuasaan
Kebutuhan untuk membuat orang-orang lain berperilaku denhgan cara-cara yang kita kehendaki, tidak ada atau sedikit kemungkinan mereka dapat berperilaku lain. Sebagai contoh: Seorang yang memililki banyak uang dapat mempekerjakan banyak bawahan dan memerintahkan mereka melakukan yang dia inginkan.

Kebutuhan akan kelompok pertemanan
Keinginan untuk memiliki hubungan-hubungan persahabatan atau hubungan-hubungan antar manusia secara dekat. Sebagai contoh: Seorang pengusaha yang introvet dan jarang atau sulit bergaul, bila berhasil dan memiliki banyak uang, akan banyak orang yang berusaha menjadi sahabatnya, sehingga orang tersebut berjuang untuk mendapatkan atau berusaha mencapai pencapaian yang baik.
Gagagas untuk mereka yang ingin membuat usaha baru, indonesia merupakan negara konsumen yang sangat besar, dinegara kita ini apa saja yang kita jual pasti akan ada orang yang membelinya permasalahannya hanyalah bagaimana anda memasarkannya. Seperti halnya usaha penjualan kebutuhan pokok, kita hanya perlu melihat kebutuhan masyarakat dan membandingkannya dengan kemampuan para pengusaha untuk memnuhi permintaan pasar. Rata-rata kebutuhan pasar hanya terpenuhi 60-80% sedangkan 20% masih merupakan kesempatan untuk anda. Jadi, tunggu apa lagi?

Untuk melakukan sebuah analisa terhadap sebuah peluang pokok, ada unsur-unsur yang mendukungnya yaitu:
Unsur Dasar Analisa Pulang Pokok Analisa pulang pokok umumnya tercliri dari refleksi, pembahasan, pertimbangan dan pembuatiln keputusan relatif terhadap tuiuh unsur pokok:
a. Biaya Tetap : pengeluaran yang dikeluarkan tanpa meiihat jumlah produk yang dihasilkan
b. Biaya variabel : pengeluaran yang berfluktuasi dengan iumlah produk yang dihasilkan
c. Biaya Total: jumlah total biaya tetap darr biaya variabei yqng berkaitan dengan produksi
d. Pendapatan Total : semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari penir.ralan produk
e. Keuntungan : jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total dari produksi barang yang dijual
f. Kerugian : iumlah biaya total produksi barang yang metebihi pendapatan total yang diperoleh dari       per{ualan barang tersebut
g. Titik Pulang Pokok : penclapatan total sama dengan biaya totalnya, artinya perusahaan hanya          memperoleh pendapatan yang hanya cukup untuk menutupi biaya-biayanya. Perusahaan tidak       untung tidak rugi.

Kepemilikan bisnis merupakan status kepemilikan terhadapt suatu badan usaha atau perusahaan. Masing-masing jenis kepemilikan memiliki keuntungan dan kerugian. Terdapat beberapa bentuk dari kepemilikan bisnis, yaitu:
I. Kepemilikan tunggal: Adalah kepemilikan perusahaan yang hanya dipegang oleh satu orang      individu saja, orang tersebut tentunya memililki tanggung jawab yang lebih berat dari jenis  kepemilikan lain, seperti:
1. Bersedia menerima secara penuh tanggung jawab yang timbul dari performa perusahaan
2. Keuntungan usaha tidak dibagi dengan para kreditor
3. Membutuhkan sikap kepemimpinan yang kuat, cakap dalam mengorganisasikan dan berkomunikasi dengan para pekerjanya.

1. Keuntungan
a. Seluruh keuntungan usaha dimiliki oleh pemilik
b. Mudah dalam mengatur
c. Dapat mengendalikan secara penuh
d. Membayar pajak lebih rendah

2. Kerugian
- Seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik
- Kewajiban yang tak terbatas
- Pendanaan yang terbatas
- Kemampuan yang terbatas

II. Persekutuan Umum
-Seluruh anggota persekutuan memiliki kewajiban tidak terbatas

III. 2. Persekutuan Terbatas
a. Beberapa anggota sekutu memiliki kewajiban terbatas sesuai dana atau harta yang mereka investasikan
b. Satu atau lebih anggota sekutu yang menjalankan persekutuan menerim gaji, bagi hasil dan kewajiban yang tidak terbatas.
 c. Keuntungan yang diterima masing –masing anggota persero mencerminkan penghasilan pribadi dan menjadi subjek pajak pribadi

1. Keuntungan :                                                                     2. Kerugian:
a. Tambahan dibidang pendanaan                                         a. Pembagian pengendalian
b. Pembagian kerugian                                                          b. Kewajiban yang tidak terbatas bagi
c. Lebih spesialisasi                                                                   anggota sekutu umum.
                                                                                               c. Pembagian keuntungan

Langkah-langkah dalam penyedian sumber daya manusia.
Untuk menyediakan sumber daya manusa yang tepat bagi organisasi kewirausahaan ketika berbagai posisi teruka atau lowong, manajer hendaknya mengikuti empat langkat berurutan berikut ini:
1. Perekrutan
2. Seleksi
3. Pelatihan
4. Penilaian hasil kerja.

Tahapan-tahapan untuk proses seleksi adalah sebagai berikut:
1. Penyaringan pengahuluan
2. Wawancara pendahuluan
3. Tes kecerdasan
4. Test bakat
5. Test kepribadian
6. Rujukan prestasi
7. Wawancara dianostik
8. Pemeriksaan Kesehatan
9. Penilaian pribadi




Sumber:
-http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kewirausahaan/bab9-sumber_daya_manusia_bagi_organisasi_kewirausahaan.pdf

-file.upi.edu

-wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar