Sabtu, 01 Agustus 2015

Sword of Truth Chapter 4: 1 Year Trainning Part 2

Sup Guys, Cerita Tentang Elppis berlanjut, Langsung aja di check chapter ke 4 dari serial Sword of truth.

Mohon maaf sebelumnya, saya bekerja sendiri dan tidak ada editor, bila ada kata yang salah atau typo, bisa ditandai di comment ya. Thanks

Enjoy!
__________________________________________________


Chapter 4 : 1 Year trainning Part 2

“Baiklah, Cukup Elpis. Sekarang lakukan dengan posisi berdiri, dengan kuda-kuda dasar yang ayah ajarkan” Agenor memberikan arahan selanjutnya pada Elpis.


“Penyaluran energi bukan hanya bisa dilakukan untuk memperkut diri, namun dapat digunakan untuk bertarung juga. Meskipun penggunaannya akan menghabiskan tenagamu” lanjutnya.

“Baik yah” Dengan sigap Elpis berdiri dan melakukan kuda-kuda, seperti yang diajarkan ayahnya. Dengan fokus Elpis mengalirkan energinya perlahan, keringat mulai terlihat didahinya.

“Cukup! Bagaimana? Apakah melelahkan?” Tanya Agenor dengan ekspresi wajah yang dingin.

“Melelahkan yah, aku bahkan tidak bergerak namun sudah selelah ini” Elpis menjawab sambil mengusap dahinya.

“Hal tersebut karena engkau tidak melakukan meditasi saat malam, saat engkau melakukan meditasi tubuhmu akan menyerap energi alam terus menerus dan menyimpannya dalam hatimu, hingga membentuk inti energy. Dengan melakukan meditasi tanpa tidurpun tenagamu akan pulih dengan cepat” Agenor menjelaskan dasar meditasi pada Elpis.

“Jadi mulai hari ini aku tidak akan tidur?” Tanya Elpis dengan wajah polos.

“Haha betul anak muda, kakek Agis tertawa sambil berjalan kearah cucunya. Dengan melakukan latihan dan menghabiskan energi pada tubuhmu, seluruh meridian dan pembuluh darahmu akan kosong, dan saat engkau mengisinya dengan energi alam pada saat malam, setiap pembuluh dan meridianmu akan bertumbuh semakin tebal dan besar, sehingga menjadikan tubuhmu lebih kuat setiap harinya” Agis menjelaskan sambil tertawa.

“Ayah, Apakah masih lama bagiku untuk mulai membentuk inti energi dalam hatiku?” Elpis bertanya dengan penuh semangat. Ayah dan kakeknya menggelengkan kepalanya sambil melihat kearah Elpis.

“Nak, latihan itu tidak dapat dilakukan dengan terburu-buru, bila engkau melakukannya hal itu malah akan melukai dirimu sendiri” Ucap Agenor sambil menjelaskan pentingnya kesabaran dan semangat pantang menyerah.

“Lakukan latihan yang diberikan ayahmu dengan benar, waktunya akan datang, cepat atau lambat” Agis menambahkan.

“Hmm Ayah.. Kemarin saat aku berkelahi dengan Morphee, pukulan ku sulit sekali mengenai dia, gerakkan kakinya sangat aneh dan lincah, aku tidak dapat mengimbanginya” Elpis bertanya penasaran.

“Morphee itu menggunakan gerakkan kaki dasar para petarung, ayahnya pasti mengajarinya. Untuk mempelajarinya dia harus mencapai Building stage terlebih dahulu, hal tersebut karena gerakkan seperti itu melelahkan bila tanpa bantuan energi alam” Ayahnya menjelaskan.

“Aku ingin mempelajarinya yah, Kumohon ajari aku” Elpis meminta dengan wajah memelas. Dia bertekad untuk tidak menjadi bahan celaan lagi, dia ingin menjadi kuat.

“Ini akan sedikit lebih berat, apa kau yakin ingin mempelajarinya?” Agenor dan agis bertanya bersamaan.

“Aku yakin, Apapun akan kulakukan yah!” Jawab Elpis tegas, penuh keyakinan.


“Baiklah ikuti ayah..” Agenor membawa Elpis kebelakang rumahnya, disana terlihat kayu-kayu dengan tinggi yang berbeda dan posisi yang berbeda ditancapkan ketanah. 
Illustrasi Tiang Latihan


“Latihan untuk gerakkan dasarnya di lakukan diatas sana” Sambil menunjukk ke arah tiang-tiang tersebut.

“Ayah akan menunjukkan 7 langkah dasar, teknik yang akan ayah ajarkan memiliki 3 tingkatan. Ayah hanya menguasai sampai tahap ke-2, perhatikan ini” Agenor memberikan contoh pergerakan kaki dasar pada Elpis, dia mengulangi hingga 3 kali bagian pertama dari teknik langkah kesatria Nephilin.

“Baiklah, lakukan seperti yang kulakukan. Lakukan latihan ini 2 jam setiap hari dan lalu kita berlatih teknik ini menggunakan energi alam” Agenor memberikan instruksi sambil berjalan kearah tempat duduk didekatnya.

“Thup..Thup..Daghh” Elpis terjatuh pada langkah yang ketiga, tidak menyerah Elppis mengulanginya terus menerus selama 2 jam. Pada 1 jam pertama dia hanya mampu menyelesaikan gerakkan sampai langkah kelima, kemudian 1 jam berikutnya dia berhasil melakukan 7 langkah dasar tersebut. Namun dengan kecepatan yang lambat.

“Cukup, Turunlah. Sekarang lakukan gerakkan itu lagi sambil menyalurkan energi mu. Sesuaikan energi yang engkau salurkan sehingga tidak cepat lelah” Agenor dengan lembut mengarahkan.

Perlahan-lahan Elpis bergerak seperti menari, aura disekeliling tubuhnya membuatnya terlihat bersinar terkadang kuning dan terkadang merah . Sesuai dengan element api dan cahaya yang bergantian menyelimuti dirinya.

“Tarianmu indah Elpis” Suara gadis kecil tiba-tiba merusak keheningan, seketika Elpis berhenti bergerak.

“Anna?” Elpis mengarahkan matanya ke arah gerbang dan melihat Anna berjalan kearahnya.

Agenor dengan wajah sinis melihat kearah Anna, bukan karena tidak suka pada kehadiran gadis ini. Hanya saja kehadirannya mengganggu latihan Elpis.

“Anna apa yang kau lakukan disini? Ayahku nanti marah besar” Elpis berlari ke arah Anna sambil berbisik padanya.

“Aku dan ibuku mau meminta maaf soal kemarin. Ibu.. Cepatlah” Anna berteriak tidak sabar.

Melyne dan Mara tersenyum sambil berjalan kearah tempat latihan Elpis, Agenor nampak bingung dengan keadaan yang tiba-tiba menjadi membingungkan.

“Melyne.. Ada Apa ini” Suara Agenor dingin dan penuh wibawa.

“Maaf mengganggu latihan kalian Elpis, Agenor dan Paman Agis. Aku ingin meminta maaf atas kesalah gadis kecil ini” Melyne merangkul Anna dengan gemas, sedikit mencubit karena malu.

“Tidak perlu, Pastikan saja gadis itu lulus ujian masuk. Sebab Elpis tidak akan mengikuti ujian tahun ini” Agenor menjawab dengan ekspresi yang sedikit datar.

“Tidak ikut?Apa maksudmu ?” Melyne sedikit penasaran dan bingung.

“Elpis harus berlatih selama 1 tahun terlebih dahulu, sebelum dia mengikuti ujian masuk sekolah para pahlawan. Aku ingin dia masuk dan diterima dikelas para Elite dan mendapat perlakuan yang berbeda. Pada kelas elite Elpis akan menerima teknik-teknik yang tidak diajarkan pada murid biasa.” Kelas elit merupakan kelas khusus yang menyediakan beberapa kelebihan, teknik-teknik rahasia, bahkan dia memiliki kemungkinan untuk menjadi murid dari salah satu pantheon, jika dia memiliki bakat yang cukup.

“Kelas Elite..” Meylne terdiam sejenak dan melihat ke arah putrinya. Kemudian:
“Anna! Mulai hari ini tidak ada kata santai di latihan kita” Meylne melihat Anna dengan wajah yang sedikit aneh.
“Glup.. Sial ini pertanda buruk” Anne menelan air liurnya, kemudian berbisik pada Elpis.
“Agenor gadis ini memiliki bakat yang baik, hanya saja sifatnya yang terlalu sulit diatur ini yang membuat ku pusing” Meylne menghela nafas panjang saat melihat putrinya.  

“Baiklah Meylne, Permintaan maafmu sudah kuterima, segeralah latih anak perempuan mu itu” Agenor berkata dengan wajah dingin seperti biasanya. Agenor hanya menunjukkan karakter aslinya pada keluarganya, semua itu agar orang tidak merendahkan keluarganya.

“Terima kasih” Melyne membungkuk memberi hormat kemudian berkata:
“Anna seperti Elpis engkau tidak akan mengikuti ujian tahun ini, tahun depan engkau akan mengikuti ujian bersama Elpis” setelah mengatakan hal tersebut dan berpamitan kepada Mara dan Agis mereka kembali ke rumahnya.

“Elpis, lanjutkan latihan dengan ibumu, ayah akan bermeditasi. Bila ada pertanyaan tanyakan pada ibu atau kakek” Agenor berjalan kearah hutan dibelakang rumah mereka, tempat itu adalah tempat Agenor biasa bermeditasi.

“Ibu, Kita akan mulai latihan memanah? Istirahat sebentar bu, latihan bersama ayah melelahkan” Elpis selalu menunjukkan sisi manjanya pada sang ibu, dan tidak berani bermalas-malas saat ayahnya memperhatikan. Setelah berkata itu Elpis langsung mengambil posisi meditasi untuk mengembalikan energinya yang hilang.

“Anak ini, terlalu manja terhadapku” Mara menggelengkan kepalanya. Setelah 30 menit beristirahat Mara berkata:

“Cukup, saatnya kita memulai latihan. Elpis jangan kecewakan ibumu” Perkataan Mara menyadarkan Elpis, dengan penuh konsentrasi Elpis memperhatikan perkataan Mara.

“Latihan dasar yang akan kita lakukan adalah latihan untuk memperkuat otot-otot halusmu terlebih dahulu. Pegang ini” mara kemudian memberikan 2 buah batu bulat, masing-masing seberat 2kg. Pegang kedua batu ini dengan posisi telapak tangan mengarah kebawah, dan lakukan kuda-kuda seperti yang ayahmu ajarkan sebelumnya” Mara memberikan instruksi kepada Elpis.

“Ibu.. Kita tidak menggunakan panah? Masa hanya menggenggam batu? Ini terlalu mudah?” Elpis protes terhadap latihan yang ibunya berikan, dia tidak menyadari itu adalah kesalahan terbesarnya.

“Mudah? Wajah Mara terlihat sedikit kesal.
“Baiklah,, Kalau kau bisa bertahan dalam posisi itu dalam waktu 30 menit kita akan berlatih dengan panah” Mara berkata dengan senyum jahat diwajahnya.

“Baiklah, berjanjilah bu” Elpis tersenyum dengan polosnya.

10 menit.. 15 Menit.. 20 menit Kemudian:
“Thup..Thup.. “ Kedua batu tersebut terjatuh dari tangannya, raut wajah Elpis terlihat meringis menahan sakit. Latihan pada gerakan statis lebih melelahkan otot dari pada latihan dengan gerakkan dinamis. Latihan yang diberikan mara bertujuan untuk memperkuat otot-otot halus Elpis, sehingga berapa kalipun dia melepaskan panah dengan kekuatan penuh, otot-otot tubuhnya tidak terkilir.

“Bu.. Aku menyerah” Setelah berkata begitu Elpis merebahkan dirinya, dalam hatinya dia seperti dibohongi oleh ibunya.

“Dengan ini kau harusnya belajar, bahwa latihan ini harus dilakukan dengan serius. Istirahat 5 Menit dan lanjutkan lagi” Mara memberikan instruksi pada Elpis.

Latihannya terus berlanjut hingga matahari terbenam, Elpis kecil kemudian berlari kearah kamar mandi untuk mandi dan melepaskan letihnya. Setelah mandi mereka berkumpul dia ruang makan untuk makan malam bersama.

Setelah makan Elpis berjalan kearah kamar nenek Megan. “Tok..tok..tok, Nek ayah bilang aku harus berlatih bersama Nenek” Elpis berbicara sambil mengetuk pintu.

“Elpis? Oh baiklah, Masuklah nak” Suara lembut nenek Megan terdengar dari dalam.

“Apa yang akan kita pelajari nek?” Elpis bertanya penasaran.

“Kita akan mempelajari, anatomi dasar tubuh manusia” Bacalah ini selama 30 menit. Kemudian nenek akan memberikan pertanyaan. Elpis membuka buku tebal dihadapannya dengan penasaran, Elpis menyukai membaca semenjak umur 4 tahun. Buku yang dibacanya sudah beberapa kali dia baca, sehingga pertanyaan nenek Megan dijawab dengan mudah.

“Rupanya cucu nenek pintar juga ya, Baiklah nenek akan mengajarkan salah satu teknik perawat suci untuk melakukan penyembuhan pada dirinya. Ini adalah satu-satunya teknik yang bisa dipelajari seseorang yang belum mencapai tingkat 4 dalam penggunaan Energi. Teknik ini menggunakan energi untuk mengobati luka bagian luar tubuh dengan memusatkan energi pada bagian tubuh yang terluka. Tidak jauh berbeda dengan yang diajarkan ayahmu dalam menyalurkan energi, hanya saja pusatkan energimu pada satu titik saja sehingga penyembuhannya lebih cepat. Cobalah”

Elpis langsung memejamkan matanya dengan mengambil posisi tubuh bermeditasi. Aliran energi dapat terlihat kuning dan kadang kemerahan. Penyembuhan lebih cepat bila dilakukan oleh pengguna energi dengan element air dan cahaya. Karena kedua element tersebut adalah lambang pertumbuhan dan kehidupan. Elpis mengarahkan pada luka dikakinya, setelah beberapa saat luka tersebut semakin kecil dan kemudian hilang.



Elpis kemudian meninggalkan kamar neneknya dan masuk kekamarnya, Elpis kemudian mengamati Telur garuda di samping kasurnya apakah ada perubahan atau tidak. 

<Previous Chapter                                                                                   Next Chapter>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar