Sword of Truth
Pada masa ke pemimpinan Raja Ranford ketiga, raja kerajaan Niphilinheim. Terjadi pertempuran antara empat
kerjaan besar yang membagi daratan Raporania menjadi empat bagian. Disebelah
utara dikuasai oleh kerajaan Niphillinheim, daratan sebelah selatan dikuasai
oleh kerajaan Heinholas, daratan sebelah timur dikuasai kerajaan Rifadun dari
bangsa peri dan disebelah barat dikuasai kerajaan humanoid atau setengah
binatang kerajaan Garudia.
Pertempuran diperbatasan antar kerajaan terus berlangsung, bangsa
garudia terus berusaha mengambil alih daratan yang dikuasai oleh manusia yaitu
daratan sebelah selatan yang dipenuhi dengan hutan dan padang belantara yang
kaya akan hasil alam, sehingga para beastman atau para monster
dari bangsa garudia berusaha mengambil alih.
Raja dari bangsa Garudia, Tyroon, adalah beastman dari keturunan burung Elang yang membuat
sang raja terlihat sangat agung dan kuat, cakar dan paruh serta sayap pada
punggungnya disertai dengan otot yang kuat membuat sang raja beastman
terlihat gagah perkasa dan tak terkalahkan.
Sedangkan di sisi lain kerajaan Heinholas dipimpin oleh keturunan raksasa
yang memiliki kekuatan yang besar, sang raja Claudius memiliki kharisma yang
agung, dan pedang suci Elimelekh disisinya yang diberkati dewa untuk
menghancurkan kerajaan beastman. Pertempuran itu mengakibatkan
banyak pertumpahan darah antara kedua bangsa, tak terhitung korban dari kedua
belah pihak. Sehingga kerajaan Nipilihheim dan kerajaan para Peri bersepakat
untuk menghentikan perang, dengan membuat perjanjian perang antara kedua
kerajaan suci Heinholas dan bangsa beastman(Gaurdian).
Perjanjian tersebut berisikan pihak manapun antara kerajaan Heinholas dan
kerajaan Gaurdia yang memulai perang, kerajaan Peri(Elves) dan
kerajaan Niphilinheim akan bersatu untuk mengusir tentara kerjaan tersebut dari
perbatasaan. Perjanjian tersebut membuat kedua kerajaan yang berseteru akhirnya
mensetujui isi perjanjian tersebut.
Chapter 1 : Kelahiran Perubahaan
Didesa kecil sebelah selatan kerajaan Niphilinheim berbatasan dengan
kerajaan para peri atau elves. Terdapat sebuah keluarga yang sedang
menantikan kelahiran seorang anak, keluarga tersebut adalah keluarga Aletheia.
Keluarga Aletheia beranggotakan 5 orang. Kepala dari keluarga Aletheia
adalah Agenor Aletheia, seorang petarung yang tangguh yang menjadi kebanggaan
desanya, Agenor adalah salah satu anggota pasukan Nephilin yang bertugas
menjaga desa. Agis adalah ayah Agenor yang sudah cukup tua (65 Tahun), dan
berhenti dari tugasnya sebagai Nephilin, meskipun begitu, dia tetap terus
menjaga kesehataan dan kekuatannya. Magen Nemesio adalah istri dari Agis, Magen
memiliki darah bangsawan pada dirinya, Magen merupakan putri dari bangsawan
Nester yang bijaksana. Mara Neon adalah istri dari Agenor yang sedang
mengandung, keluarga Neon merupakan keluarga yang melahirkan banyak orang-orang
kuat dan tangguh, sehingga Mara pun memiliki kemampuan bertarung yang baik.
Agenor dan Agis ayahnya adalah anggota Nephilin, yaitu kesatria agung pembela
kerajaan, sedangkan Mara adalah pemanah suci Ramis. Megan adalah anggota Cleric
yang bertugas di balai kesehatan desa dan membantu warga desa yang sakit atau
terluka.
“Boom..Boom..Boom..” Hari itu hujan deras disertai petir yang bergemuruh.
Mara sedang berbaring diatas ranjangnya, penuh dengan peluh karena menahan
sakit bersalin. Wajah Nenek Megan malam itu sangat serius dan penuh dengan
keringat, sedangkan Agenor dengan tegang berdiri disebelah Mara. "Sedikit
lagi, tahan nafasmu lalu dorong". Megan memberikan arahan kepada Mara.
"Euh..Ahh...." Suara nafas Mara, menahan sakit bersalin.
Perjuangan Mara dan Megan menghadapi persalinan berlangsung 3jam tanpa
istirahat. Hal tersebut dikarenakan keadaan bayi yang dikandung Mara tidak
normal sehingga waktu persalinan berjalan lebih lama.
Dengan senyum Megan berkata, “berbahagialah Agenor anakmu adalah laki-laki
yang tampan, namun fisiknya terlalu lemah, hatinya hanya mengalirkan dapat
sedikit energi”.
Penuh dengan kebahagiaan dan rasa syukur Agenor menerima anaknya dengan
airmata, "Jadilah kuat anak-ku, Ayah berjanji, akan mencari segala cara
untuk menjadikanmu kuat”. Agenor berkata dengan penuh kesungguhan.
Sedang Mara melihat dari ranjangnya penuh dengan senyum, tangisan Agenor
bukan tanpa alasan, sebelum persalinan Megan berkali-kali mengatakan, bahwa
kemungkinan anak tersebut dilahirkan dengan selamat sangat kecil, karena dapat
membahayakan sang istri Mara. Namun Mara bersikeras untuk tetap melahirkannya,
meski pada saat keritis Mara hampir kehilangan nyawanya, namun Agenor dan Agis
terus mengalirikan energi suci dari dalam hati mereka kepada Mara.
Energi suci adalah energi dari hati manusia yang dialirkan dari pembuluh
darah dan meridian setiap orang yang berlatih meditasi. Setiap manusia memiliki
pembuluh darah dan meridian, bakat seseorang ditentukan oleh seberapa besar
pembuluh darah dan meridian-meridian yang ada ditubuhnya, jumlah energi yang
dapat dialirkan bergantung pada tingkatan energinya. Kekuatan hati memiliki
tingkatan, untuk dapat melepaskan energi dari tubuhnya seseorang harus mencapai
tingkat energi ke 4.
Tingkat pertama adalah mampu merasakan energi alam disekitarnya, energi
alam terbagi menjadi element api, air, tanah, udara, cahaya, kegelapan. Jika
seseorang bisa merasakan energi sekitarnya dan bisa menyerap salah satu element
kedalam tubuhnya, maka orang tersebut berhasil mencapai tingkat pertama dari
penggunaan energi, yaitu Basic Stage.
Tingkat kedua adalah menggunakan energi yang ada pada sekitar(alam) untuk
membantu memperkuat pembuluh darah, syaraf dan meridian. Semakin berbakat
seseorang semakin cepat seseorang dapat menyerap energi alam untuk membangun
pondasi energinya. Untuk dapat mencapai tingkat selanjutnya seseorang harus
bisa membuat inti energi dalam hatinya. Tingkatan ini disebut Building Stage.
Tingkat 3 adalah membangun dasar pada hati untuk menyimpan energi alam,
pada tahap ini bila seseorang mampu mendirikan inti energi dalam hatinya maka
orang itu dapat memperkuat tubuhnya dengan energi tersebut dan dapat memberikan
kekuatan secara instan, tergantung seberapa banyak energi yang dia simpan pada
inti energinya, tahap ini disebut Growing Stage.
Tingkat 4 adalah tingkat awal untuk seorang memperkuat diri mereka dan
object yang ia pegang, energi tersebut dapat dialirkan ke senjata, perlengkapan
dan juga bisa dialirkan kepada menusia untuk mempercepat pemulihan dan
pemberian kekuatan, tingkatan ini disebut Wielding Stage. Untuk mencapai
tingkat ke lima para pengguna energi harus melewati tahap 1st Wielding Stage, 2nd
Wielding Stage, 3rd Wielding Stage, 4th Wielding Stage, 5th Wielding Stage.
Tingkat 5 adalah tingkatan dimana seseorang memperbesar inti energinya, dan dapat membuat senjata dan
perlengkapan dari energi tersebut, senjata yang dibuat berupa energi murni dan
berwarna bergantung pada elemen energi tersebut. tingkatan ini disebut Energi Forming
Stage. Untuk dapat mencapai tingkat selanjutnya seseorang harus berhasil
memperbesar inti energinya, tahapannya adalah. 1st Energy Forming Stage, 2nd Energy Forming Stage,
3rd Energy Forming Stage, 4th Energy Forming Stage, 5th Energy Forming
Stage, 6th Energy Forming Stage
Tingkat 6 adalah puncak dari setiap kesatria Nephilin, kesatria Nephilin
atau petarung yang berhasil melewati tingkatan ini akan menjadi komandan
pasukan 1000. Pada tahap ini kekuatan energi suci yang dimiliki akan dapat
meberikan aura disekeliling para pengguna energi, dan dapat melindungi mereka.
Semakin besar inti energinya semakin kuat pertahan yang diberikan aura
tersebut. Tingkatan ini disebut Flowing Stage. Pada tahap pemusatan inti energi untuk
setiap level harus melewati sub level sebanyak tingkatan sesudahnya, untuk
berhasil mencapai tingkat selanjutnya para pengguna energi harus berhasil
melewati 7 tingkatan Flowing Stage.
Tingkat 7 adalah tingkat dimana seorang pengguna energi mengubah aura
energinya menjadi baju zirah perang, baju zirah untuk setiap orang berbeda, hal
tersebut bergantung pada bakat dan juga karakter seseorang. Baju zirah yang
tercipta dari energi hanya berupa energi murni dan transparan. Manipulating Stage
Tingkat 8 adalah tingkatan dimana baju zirah dan senjata yang dibuat dari
energi akan memiliki bentuk fisik. Para pengguna akan mendapat kekuatan yang
besar dari manifestasi energi tersebut, bila energi pada tingkatan ini
dialirkan ke senjata biasa maka senjata tersebut akan berubah berdasarkan
karakter si pengguna energi, memberikan hasil yang luar biasa. Para pantheon
adalah kesatria dengan tingkat energi ini.
Tingkatan 9 adalah tingakatan para Angel Stage. Tingkat 10 adalah Cerubim
Stage.
"Agenor..", Mara memanggil dengan suara yang lemah karena
kelelahan setelah melahirkan. "Ya..", Jawab Agenor lembut, "nama
apakah yang akan kau berikan kepada anak kita?", tanya Mara sambil
tersenyum lemah. "Kita namakan dia Elpis" (Harapan dalam bahasa Yunani).
Dan inilah awal petualangan Elpis dimulai.
Setelah berumur 2 tahun Elpis belum dapat berjalan selayaknya anak-anak
lain, biasanya saat berumur 9 bulan hingga 1,5 tahun, anak-anak biasanya
sudah mulai belajar berjalan. Elpis yang berumur 2 tahun 2 bulan masih belum
dapat berjalan, namun Elpis sangat cerdas pada umur 7 bulan dia sudah
mengucapkan kata pertamanya dan pada umur 1 tahun sudah mengerti berbicara dan
mengucapkan kalimat sederhana. Agenor dan Mara khawatir akan pertumbuhannya
yang lambat, namun mereka mengerti kelahirannya saja merupakan sebuah anugrah.
Waktu berlangsung dengan cepat Elpis sekarang berumur 5 tahun, pada umur
ini anak-anak didesa sudah dilatih oleh orang tua mereka untuk menyiapkan
fisik mereka, sehingga pada umur 6 tahun sudah dapat mengikuti ujian untuk
masuk ke sekolah dasar para kesatria. Elpis sudah dapat berjalan dan
membaca meskipun tubuhnya sangat lemah Mara terus melatihnya membaca semenjak
umur 4 tahun Elpis menyukai membaca dan sering bertanya kepada seluruh keluarganya
tentang bagaimana dunia luar, Agis sang kakek sering bercerita tentang
bagaimana luasnya daratan.
"Kek, ceritakan padaku bagaimana cerita petualangan kakek dihutan
Foloi tempat para peri driad dan Dewa Akhilles tinggal?", dengan sedikit
tertawa Agis berkata “ Baiklah anak muda, kakek akan menceritakan petualangan
kakek. Dihutan Foloi bukan hanya terdapat peri Driad namun juga berisikan
mahluk magis seperti Serigala Putih, Ular diandra, dan yang paling menaktukan
adalah Golbin Thinker yang menggunakan ilmu sihir kegelapan, dihutan tersebut
kakek melatih kekuatan kakek.
Monster-monster tersebut juga menjadi penyedia makanan bagi kita, daging
dan kulit mereka digunakan untuk memenuhi kebutuhan kita. Meskipun petualangan
begitu menyenangkan, namun para petualang seperti kakek akan beristirahat saat
malam datang, karena pada malam hari dihutan foloi sangat berbahaya. Bahkan ada
cerita yang mengatakan Garuda sang burung perkasa memakan beruang bertanduk
yang tingginya 4 meter setiap malam, garuda adalah mahluk suci yang sangat kuat
dan dapat berdiri seimbang dengan naga, mereka bisa menggunakan kekuatan api
dan cahaya. Oleh sebab itu bangsa Nephilinheim menghormati mereka."
"Kek, Apakah kakek pernah melihat burung garuda yang agung? Agis
tertawa, "bila aku pernah melihatnya mungkin aku sudah menjadi makanan
beruang nak. Mahluk suci itu selalu menyembunyikan dirinya, dan hanya keluar
saat para beruang keluar untuk memangsa para beruang itu. Beruang itu bukan
mahluk yang lemah, seekor beruang dewasa bahkan dapat mengalahkan kesatria
nephilin tingkat 7 dengan mudah, kakek-mu ini tidak cukup kuat nak", Ha ha
ha Kata agis sambil tertawa.
Elpis terdiam beberapa saat dan bertanya, "Kek.." Agis memandang
wajah cucunya. "Apakah seseorang yang lemah seperti aku bisa menjadi
kesatria nephilin? Apakah aku bisa berpetualang seperti kakek?", Mendengar
perkataan cucunya, dan raut wajahnya membuat hati Agis tersayat, dengan hati
yang sedih Agis menjawab, "Elpis.. Meskipun saat ini keadaan sangat sulit
dan engkau tidak sekuat teman-temanmu, dengan kerja keras kita pasti bisa
mencapai apa yang kita impikan, apa lagi impian mu adalah menjadi kesatria
Nephilin dan membela kerajaan Nephilinheim, langit pasti akan melihat bahwa
kerja keras untuk kebenaran tidak akan sia-sia".
Didalam hatinya timbul rasa kepercayaan yang tinggi dan dengan pendirian
yang teguh, Elpis berkata,”Ya kakek aku akan berusaha meskipun harus menderita,
aku akan menutup telinga-ku dari setiap ejekan, dan terus berusaha selama aku
masih bisa berdiri”. Mata Elpis menunjukkan semangat tak tergoyahkan, Agis
hanya tersenyum bangga pada cucunya.
Keesokan harinya seperti biasanya Elpis memaksa dirinya untuk berlatih, dia
berlatih dua kali lebih keras dari orang lain dan tidak menyerah, setiap hari
sebelum fajar menyingsing dia bangun dan berlatih mengitari desa yang tidak
begitu besar, desa tersebut hanya berisikan 15 keluarga, dengan luas 3km,
sesampainya dirumah awalnya dia selalu kelelahan wajahnya pucat, setiap dia
berlari 1km Elpis akan terjatuh karena lemas. Setiap hari nenek Megan harus
merawat luka-lukanya dengan beberapa keahlian perawat suci. Perjuangannya tidak
berhenti disitu, Elpis selalu mendengarkan perkataan ibunya, bahwa dia adalah
anak yang cerdas, setiap sore setelah latihan dan kemudian mandi, Elpis selalu
membaca tentang obat-obatan dan nama-nama monster dan mahluk magis, juga
peta-peta daerah Nephilinheim, dan beberapa buku pengobatan tua miliki
neneknya.
Setelah 6 bulan latihan terus menerus, Kemampuan Elpis terus meningkat
meskipun dia harus berjuang lebih keras dari yang lain. Agenor dan Mara tidak
tau harus sedih ataupun senang melihat seberapa keras dia berjuang. “Dia
berjuang sangat keras, langit memberikan anak yang baik padaku”, ucap Agenor
sambil melihatnya dari kejauhan.
Meskipun telah berjuang begitu keras, namun Elpis belum dapat merasakan
energi disekitarnya. “Kenapa aku tidak dapat merasakan energi alam, aku sudah
berusaha dengan keras” Elpis duduk dengan posisi bersila, dalam posisi meditasi
di tepian sungai. Meskipun begitu dia tidak menyerah, dia terus berlatih dengan
giat dan tak kenal lelah.
“Aku akan berusaha”, sambil mengusap dahinya yang penuh keringat,
tiba-tiba. “Boom..boom.. Groarrr”, terdengar suara ledakan dan raungan binatang
besar, saat itu Elpis sedang berlatih di perbatasan desa dekat sungai. Elpis
tersentak, dia melihat kearah dimana suara itu datang. Bukannya berlari
ketempat yang aman, Elpis dengan panasaran berlari kearah suara itu.
Saat Elpis berada 20 meter dari tempat asal suara itu Elpis terdiam.
Dihadapannya terjadi pertempuran antara Garuda dan Naga, Burung garuda itu
begitu besar dengan lentang sayap masing-masing 6 meter, paruh sekuat berlian,
dan bulu-bulu seperti emas diseluruh tubuhnya, Garuda tersebut terbang rendah
dengan sangat gagah. Disisi lain Naga tersebut berwarna merah dan diselimuti
api diseluruh tubuhnya. “Garuda..”, gumam Elpis saat melihatnya.
Dirumah:
“Ayah engkau mendengar suara ledakan itu?”, tanya Agenor ke ayahnya.
“Ya..”, arahnya dari arah hutan foloi. “Mara...!! dimana Elpis??” Teriak Agenor
cemas. “Di sungai dekat hutan dia sedang berlatih”, saut Mara.
“Apa yang terjadi Agenor? Jangan-jangan, suara itu berasal dari tempat
Elpis latihan? Mara mulai merasa cemas. “Ayah, ini buruk kita harus menyelamatkan Elpis,
Mara tunggu disini, katakan pada ibu untuk bersiap dirumah untuk kemungkinan
terburuk, kita membutuhkan kekuatannya untuk mengobati Elpis”, Kata Agenor.
Dengan menggunakan energi suci untuk memperkuat dirinya Agenor dan Agis berlari
kearah suara ledakan tersebut.
“Groarrr...Hoarrrr”, Kedua mahluk suci tersebut bertempur dengan
sangat hebat, Elpis terus melihat pertempuran tersebut sambil bersembunyi
dibalik pepohonan. Karena kekuatan yang begitu besar pepohonan didaerah
tersebut hancur dan terbakar oleh semburan api, dan sihir kedua mahluk
tersebut. Pandangan Elpis kini bukan lagi pada kedua mahluk tersebut melainkan
pada telur dibelakang burung Garuda tersebut, ternyata burung tersebut bertarung
untuk melindungi terlurnya. Elpis ingin menolong, tapi dia merasa dirinya
terlalu lemah, dia hanya menangis di balik pepohonan.
Saat pertarungan makin memanas, Elpis mendengar ayahnya memanggil.
“Elpisss!!!”, Teriak sang ayah, Elpis melihat kebelakang dan menemukan ayah dan
kakeknya berlari kearahnya. “Ayah..” saut Elpis.
“Ini...” sang kakek tertegun dan keheranan melihat pertarungan kedua mahluk
tersebut.
“Ayah mengepa kedua mahluk itu bertarung?”, tanya Elpis. Garuda
itu baru bertelur, dan saat mereka bertelur itu adalah waktu dimana mereka
sangat lemah, naga jahat itu berusaha untuk mengalahkannya diwaktu terlemahnya.
Dengan memakan hati mahluk suci lain mereka dapat berubah menjadi semakin kuat
ke tingkatan selanjutnya seperti kita para kesatria” ujar Agenor. “Lalu
bagaimana nasib Garuda itu?”, “Dia tidak akan bertahan lama”, kata Agis
“Ayo kita pergi”, kata Agenor. “Ayah, kita harus menyalamatkan burung suci
itu” kata Elpis sedih, dan tidak mau pergi. “Naga itu terlalu kuat nak kita
tidak akan selamat.” Agenor menggendong Elpis dan menyelimuti diri mereka
dengan energi suci.”
Pada saat malam Elpis dengan sedih melihat keluar jendela, ke arah
pertarungan itu terjadi tiba-tibaa dia mengingat sesuatu. “Telurnya!”, teriak
Elpis. Tanpa takut dan memikikan perkataan kakeknya Elpis berlari kearah
hutan..
Next Chapter>
Next Chapter>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar