Sabtu, 25 Juli 2015

Sword of Truth Chapter 1

Sword of Truth
Pada masa ke pemimpinan Raja Ranford ketiga, raja kerajaan Niphilinheim.  Terjadi pertempuran antara empat kerjaan besar yang membagi daratan Raporania menjadi empat bagian. Disebelah utara dikuasai oleh kerajaan Niphillinheim, daratan sebelah selatan dikuasai oleh kerajaan Heinholas, daratan sebelah timur dikuasai kerajaan Rifadun dari bangsa peri dan disebelah barat dikuasai kerajaan humanoid atau setengah binatang kerajaan Garudia.

 Pertempuran diperbatasan antar kerajaan terus berlangsung, bangsa garudia terus berusaha mengambil alih daratan yang dikuasai oleh manusia yaitu daratan sebelah selatan yang dipenuhi dengan hutan dan padang belantara yang kaya akan hasil alam, sehingga para beastman atau para monster dari bangsa garudia berusaha mengambil alih.

Raja dari bangsa Garudia, Tyroon, adalah beastman dari keturunan burung Elang yang membuat sang raja terlihat sangat agung dan kuat, cakar dan paruh serta sayap pada punggungnya disertai dengan otot yang kuat membuat sang raja beastman  terlihat gagah perkasa dan tak terkalahkan.

Sedangkan di sisi lain kerajaan Heinholas dipimpin oleh keturunan raksasa yang memiliki kekuatan yang besar, sang raja Claudius memiliki kharisma yang agung, dan pedang suci Elimelekh disisinya yang diberkati dewa untuk menghancurkan kerajaan beastman. Pertempuran itu mengakibatkan banyak pertumpahan darah antara kedua bangsa, tak terhitung korban dari kedua belah pihak. Sehingga kerajaan Nipilihheim dan kerajaan para Peri bersepakat untuk menghentikan perang, dengan membuat perjanjian perang antara kedua kerajaan suci Heinholas dan bangsa beastman(Gaurdian).

Perjanjian tersebut berisikan pihak manapun antara kerajaan Heinholas dan kerajaan Gaurdia yang memulai perang, kerajaan Peri(Elves) dan kerajaan Niphilinheim akan bersatu untuk mengusir tentara kerjaan tersebut dari perbatasaan. Perjanjian tersebut membuat kedua kerajaan yang berseteru akhirnya mensetujui isi perjanjian tersebut.


Chapter 1 : Kelahiran Perubahaan
Didesa kecil sebelah selatan kerajaan Niphilinheim berbatasan dengan kerajaan para peri atau elves. Terdapat sebuah keluarga yang sedang menantikan kelahiran seorang anak, keluarga tersebut adalah keluarga Aletheia.

Keluarga Aletheia beranggotakan 5 orang. Kepala dari keluarga Aletheia adalah Agenor Aletheia, seorang petarung yang tangguh yang menjadi kebanggaan desanya, Agenor adalah salah satu anggota pasukan Nephilin yang bertugas menjaga desa. Agis adalah ayah Agenor yang sudah cukup tua (65 Tahun), dan berhenti dari tugasnya sebagai Nephilin, meskipun begitu, dia tetap terus menjaga kesehataan dan kekuatannya. Magen Nemesio adalah istri dari Agis, Magen memiliki darah bangsawan pada dirinya, Magen merupakan putri dari bangsawan Nester yang bijaksana. Mara Neon adalah istri dari Agenor yang sedang mengandung, keluarga Neon merupakan keluarga yang melahirkan banyak orang-orang kuat dan tangguh, sehingga Mara pun memiliki kemampuan bertarung yang baik. Agenor dan Agis ayahnya adalah anggota Nephilin, yaitu kesatria agung pembela kerajaan, sedangkan Mara adalah pemanah suci Ramis. Megan adalah anggota Cleric yang bertugas di balai kesehatan desa dan membantu warga desa yang sakit atau terluka.

“Boom..Boom..Boom..” Hari itu hujan deras disertai petir yang bergemuruh. Mara sedang berbaring diatas ranjangnya, penuh dengan peluh karena menahan sakit bersalin. Wajah Nenek Megan malam itu sangat serius dan penuh dengan keringat, sedangkan Agenor dengan tegang berdiri disebelah Mara. "Sedikit lagi, tahan nafasmu lalu dorong". Megan memberikan arahan kepada Mara.
"Euh..Ahh...." Suara nafas Mara, menahan sakit bersalin. Perjuangan Mara dan Megan menghadapi persalinan berlangsung 3jam tanpa istirahat. Hal tersebut dikarenakan keadaan bayi yang dikandung Mara tidak normal sehingga waktu persalinan berjalan lebih lama.

Dengan senyum Megan berkata, “berbahagialah Agenor anakmu adalah laki-laki yang tampan, namun fisiknya terlalu lemah, hatinya hanya mengalirkan dapat sedikit energi”.

Penuh dengan kebahagiaan dan rasa syukur Agenor menerima anaknya dengan airmata, "Jadilah kuat anak-ku, Ayah berjanji, akan mencari segala cara untuk menjadikanmu kuat”. Agenor berkata dengan penuh kesungguhan.

Sedang Mara melihat dari ranjangnya penuh dengan senyum, tangisan Agenor bukan tanpa alasan, sebelum persalinan Megan berkali-kali mengatakan, bahwa kemungkinan anak tersebut dilahirkan dengan selamat sangat kecil, karena dapat membahayakan sang istri Mara. Namun Mara bersikeras untuk tetap melahirkannya, meski pada saat keritis Mara hampir kehilangan nyawanya, namun Agenor dan Agis terus mengalirikan energi suci dari dalam hati mereka kepada Mara. 

Energi suci adalah energi dari hati manusia yang dialirkan dari pembuluh darah dan meridian setiap orang yang berlatih meditasi. Setiap manusia memiliki pembuluh darah dan meridian, bakat seseorang ditentukan oleh seberapa besar pembuluh darah dan meridian-meridian yang ada ditubuhnya, jumlah energi yang dapat dialirkan bergantung pada tingkatan energinya. Kekuatan hati memiliki tingkatan, untuk dapat melepaskan energi dari tubuhnya seseorang harus mencapai tingkat energi ke 4. 

Tingkat pertama adalah mampu merasakan energi alam disekitarnya, energi alam terbagi menjadi element api, air, tanah, udara, cahaya, kegelapan. Jika seseorang bisa merasakan energi sekitarnya dan bisa menyerap salah satu element kedalam tubuhnya, maka orang tersebut berhasil mencapai tingkat pertama dari penggunaan energi, yaitu Basic Stage

Tingkat kedua adalah menggunakan energi yang ada pada sekitar(alam) untuk membantu memperkuat pembuluh darah, syaraf dan meridian. Semakin berbakat seseorang semakin cepat seseorang dapat menyerap energi alam untuk membangun pondasi energinya. Untuk dapat mencapai tingkat selanjutnya seseorang harus bisa membuat inti energi dalam hatinya. Tingkatan ini disebut Building Stage

Tingkat 3 adalah membangun dasar pada hati untuk menyimpan energi alam, pada tahap ini bila seseorang mampu mendirikan inti energi dalam hatinya maka orang itu dapat memperkuat tubuhnya dengan energi tersebut dan dapat memberikan kekuatan secara instan, tergantung seberapa banyak energi yang dia simpan pada inti energinya, tahap ini disebut Growing Stage

Tingkat 4 adalah tingkat awal untuk seorang memperkuat diri mereka dan object yang ia pegang, energi tersebut dapat dialirkan ke senjata, perlengkapan dan juga bisa dialirkan kepada menusia untuk mempercepat pemulihan dan pemberian kekuatan, tingkatan ini disebut Wielding Stage. Untuk mencapai tingkat ke lima para pengguna energi harus melewati tahap 1st Wielding Stage, 2nd Wielding Stage, 3rd Wielding Stage, 4th Wielding Stage, 5th Wielding Stage.

Tingkat 5 adalah tingkatan dimana seseorang memperbesar inti energinya,  dan dapat membuat senjata dan perlengkapan dari energi tersebut, senjata yang dibuat berupa energi murni dan berwarna bergantung pada elemen energi tersebut.  tingkatan ini disebut Energi Forming Stage. Untuk dapat mencapai tingkat selanjutnya seseorang harus berhasil memperbesar inti energinya, tahapannya adalah. 1st Energy Forming Stage, 2nd Energy Forming Stage, 3rd Energy Forming Stage, 4th Energy Forming Stage, 5th Energy Forming Stage, 6th Energy Forming Stage

Tingkat 6 adalah puncak dari setiap kesatria Nephilin, kesatria Nephilin atau petarung yang berhasil melewati tingkatan ini akan menjadi komandan pasukan 1000. Pada tahap ini kekuatan energi suci yang dimiliki akan dapat meberikan aura disekeliling para pengguna energi, dan dapat melindungi mereka. Semakin besar inti energinya semakin kuat pertahan yang diberikan aura tersebut. Tingkatan ini disebut Flowing Stage. Pada tahap pemusatan inti energi untuk setiap level harus melewati sub level sebanyak tingkatan sesudahnya, untuk berhasil mencapai tingkat selanjutnya para pengguna energi harus berhasil melewati 7 tingkatan Flowing Stage.

Tingkat 7 adalah tingkat dimana seorang pengguna energi mengubah aura energinya menjadi baju zirah perang, baju zirah untuk setiap orang berbeda, hal tersebut bergantung pada bakat dan juga karakter seseorang. Baju zirah yang tercipta dari energi hanya berupa energi murni dan transparan. Manipulating Stage

Tingkat 8 adalah tingkatan dimana baju zirah dan senjata yang dibuat dari energi akan memiliki bentuk fisik. Para pengguna akan mendapat kekuatan yang besar dari manifestasi energi tersebut, bila energi pada tingkatan ini dialirkan ke senjata biasa maka senjata tersebut akan berubah berdasarkan karakter si pengguna energi, memberikan hasil yang luar biasa. Para pantheon adalah kesatria dengan tingkat energi ini.

Tingkatan 9 adalah tingakatan para Angel Stage. Tingkat 10 adalah Cerubim Stage.


"Agenor..", Mara memanggil dengan suara yang lemah karena kelelahan setelah melahirkan. "Ya..", Jawab Agenor lembut, "nama apakah yang akan kau berikan kepada anak kita?", tanya Mara sambil tersenyum lemah. "Kita namakan dia Elpis" (Harapan dalam bahasa Yunani). Dan inilah awal petualangan Elpis dimulai.

Setelah berumur 2 tahun Elpis belum dapat berjalan selayaknya anak-anak lain, biasanya saat berumur 9 bulan hingga 1,5 tahun, anak-anak  biasanya sudah mulai belajar berjalan. Elpis yang berumur 2 tahun 2 bulan masih belum dapat berjalan, namun Elpis sangat cerdas pada umur 7 bulan dia sudah mengucapkan kata pertamanya dan pada umur 1 tahun sudah mengerti berbicara dan mengucapkan kalimat sederhana. Agenor dan Mara khawatir akan pertumbuhannya yang lambat, namun mereka mengerti kelahirannya saja merupakan sebuah anugrah.

Waktu berlangsung dengan cepat Elpis sekarang berumur 5 tahun, pada umur ini anak-anak  didesa sudah dilatih oleh orang tua mereka untuk menyiapkan fisik mereka, sehingga pada umur 6 tahun sudah dapat mengikuti ujian untuk masuk ke sekolah dasar para kesatria. Elpis sudah dapat berjalan dan membaca meskipun tubuhnya sangat lemah Mara terus melatihnya membaca semenjak umur 4 tahun Elpis menyukai membaca dan sering bertanya kepada seluruh keluarganya tentang bagaimana dunia luar, Agis sang kakek sering bercerita tentang bagaimana luasnya daratan.

"Kek, ceritakan padaku bagaimana cerita petualangan kakek dihutan Foloi tempat para peri driad dan Dewa Akhilles tinggal?", dengan sedikit tertawa Agis berkata “ Baiklah anak muda, kakek akan menceritakan petualangan kakek. Dihutan Foloi bukan hanya terdapat peri Driad namun juga berisikan mahluk magis seperti Serigala Putih, Ular diandra, dan yang paling menaktukan adalah Golbin Thinker yang menggunakan ilmu sihir kegelapan, dihutan tersebut kakek melatih kekuatan kakek. 

Monster-monster tersebut juga menjadi penyedia makanan bagi kita, daging dan kulit mereka digunakan untuk memenuhi kebutuhan kita. Meskipun petualangan begitu menyenangkan, namun para petualang seperti kakek akan beristirahat saat malam datang, karena pada malam hari dihutan foloi sangat berbahaya. Bahkan ada cerita yang mengatakan Garuda sang burung perkasa memakan beruang bertanduk yang tingginya 4 meter setiap malam, garuda adalah mahluk suci yang sangat kuat dan dapat berdiri seimbang dengan naga, mereka bisa menggunakan kekuatan api dan cahaya. Oleh sebab itu bangsa Nephilinheim menghormati mereka."

"Kek, Apakah kakek pernah melihat burung garuda yang agung? Agis tertawa, "bila aku pernah melihatnya mungkin aku sudah menjadi makanan beruang nak. Mahluk suci itu selalu menyembunyikan dirinya, dan hanya keluar saat para beruang keluar untuk memangsa para beruang itu. Beruang itu bukan mahluk yang lemah, seekor beruang dewasa bahkan dapat mengalahkan kesatria nephilin tingkat 7 dengan mudah, kakek-mu ini tidak cukup kuat nak", Ha ha ha Kata agis sambil tertawa.

Elpis terdiam beberapa saat dan bertanya, "Kek.." Agis memandang wajah cucunya. "Apakah seseorang yang lemah seperti aku bisa menjadi kesatria nephilin? Apakah aku bisa berpetualang seperti kakek?", Mendengar perkataan cucunya, dan raut wajahnya membuat hati Agis tersayat, dengan hati yang sedih Agis menjawab, "Elpis.. Meskipun saat ini keadaan sangat sulit dan engkau tidak sekuat teman-temanmu, dengan kerja keras kita pasti bisa mencapai apa yang kita impikan, apa lagi impian mu adalah menjadi kesatria Nephilin dan membela kerajaan Nephilinheim, langit pasti akan melihat bahwa kerja keras untuk kebenaran tidak akan sia-sia".

Didalam hatinya timbul rasa kepercayaan yang tinggi dan dengan pendirian yang teguh, Elpis berkata,”Ya kakek aku akan berusaha meskipun harus menderita, aku akan menutup telinga-ku dari setiap ejekan, dan terus berusaha selama aku masih bisa berdiri”. Mata Elpis menunjukkan semangat tak tergoyahkan, Agis hanya tersenyum bangga pada cucunya. 

Keesokan harinya seperti biasanya Elpis memaksa dirinya untuk berlatih, dia berlatih dua kali lebih keras dari orang lain dan tidak menyerah, setiap hari sebelum fajar menyingsing dia bangun dan berlatih mengitari desa yang tidak begitu besar, desa tersebut hanya berisikan 15 keluarga, dengan luas 3km, sesampainya dirumah awalnya dia selalu kelelahan wajahnya pucat, setiap dia berlari 1km Elpis akan terjatuh karena lemas. Setiap hari nenek Megan harus merawat luka-lukanya dengan beberapa keahlian perawat suci. Perjuangannya tidak berhenti disitu, Elpis selalu mendengarkan perkataan ibunya, bahwa dia adalah anak yang cerdas, setiap sore setelah latihan dan kemudian mandi, Elpis selalu membaca tentang obat-obatan dan nama-nama monster dan mahluk magis, juga peta-peta daerah Nephilinheim, dan beberapa buku pengobatan tua miliki neneknya.

Setelah 6 bulan latihan terus menerus, Kemampuan Elpis terus meningkat meskipun dia harus berjuang lebih keras dari yang lain. Agenor dan Mara tidak tau harus sedih ataupun senang melihat seberapa keras dia berjuang. “Dia berjuang sangat keras, langit memberikan anak yang baik padaku”, ucap Agenor sambil melihatnya dari kejauhan.

Meskipun telah berjuang begitu keras, namun Elpis belum dapat merasakan energi disekitarnya. “Kenapa aku tidak dapat merasakan energi alam, aku sudah berusaha dengan keras” Elpis duduk dengan posisi bersila, dalam posisi meditasi di tepian sungai. Meskipun begitu dia tidak menyerah, dia terus berlatih dengan giat dan tak kenal lelah.

 “Aku akan berusaha”, sambil mengusap dahinya yang penuh keringat, tiba-tiba. “Boom..boom.. Groarrr”, terdengar suara ledakan dan raungan binatang besar, saat itu Elpis sedang berlatih di perbatasan desa dekat sungai. Elpis tersentak, dia melihat kearah dimana suara itu datang. Bukannya berlari ketempat yang aman, Elpis dengan panasaran berlari kearah suara itu.

Saat Elpis berada 20 meter dari tempat asal suara itu Elpis terdiam. Dihadapannya terjadi pertempuran antara Garuda dan Naga, Burung garuda itu begitu besar dengan lentang sayap masing-masing 6 meter, paruh sekuat berlian, dan bulu-bulu seperti emas diseluruh tubuhnya, Garuda tersebut terbang rendah dengan sangat gagah. Disisi lain Naga tersebut berwarna merah dan diselimuti api diseluruh tubuhnya. “Garuda..”, gumam Elpis saat melihatnya.


Dirumah:
 “Ayah engkau mendengar suara ledakan itu?”, tanya Agenor ke ayahnya. “Ya..”, arahnya dari arah hutan foloi. “Mara...!! dimana Elpis??” Teriak Agenor cemas. “Di sungai dekat hutan dia sedang berlatih”, saut Mara.
“Apa yang terjadi Agenor? Jangan-jangan, suara itu berasal dari tempat Elpis latihan? Mara mulai merasa cemas.  “Ayah, ini buruk kita harus menyelamatkan Elpis, Mara tunggu disini, katakan pada ibu untuk bersiap dirumah untuk kemungkinan terburuk, kita membutuhkan kekuatannya untuk mengobati Elpis”, Kata Agenor. Dengan menggunakan energi suci untuk memperkuat dirinya Agenor dan Agis berlari kearah suara ledakan tersebut.

 “Groarrr...Hoarrrr”, Kedua mahluk suci tersebut bertempur dengan sangat hebat, Elpis terus melihat pertempuran tersebut sambil bersembunyi dibalik pepohonan. Karena kekuatan yang begitu besar pepohonan didaerah tersebut hancur dan terbakar oleh semburan api, dan sihir kedua mahluk tersebut. Pandangan Elpis kini bukan lagi pada kedua mahluk tersebut melainkan pada telur dibelakang burung Garuda tersebut, ternyata burung tersebut bertarung untuk melindungi terlurnya. Elpis ingin menolong, tapi dia merasa dirinya terlalu lemah, dia hanya menangis di balik pepohonan.

Saat pertarungan makin memanas, Elpis mendengar ayahnya memanggil. “Elpisss!!!”, Teriak sang ayah, Elpis melihat kebelakang dan menemukan ayah dan kakeknya berlari kearahnya. “Ayah..” saut Elpis.
“Ini...” sang kakek tertegun dan keheranan melihat pertarungan kedua mahluk tersebut.

 “Ayah mengepa kedua mahluk itu bertarung?”, tanya Elpis.  Garuda itu baru bertelur, dan saat mereka bertelur itu adalah waktu dimana mereka sangat lemah, naga jahat itu berusaha untuk mengalahkannya diwaktu terlemahnya. Dengan memakan hati mahluk suci lain mereka dapat berubah menjadi semakin kuat ke tingkatan selanjutnya seperti kita para kesatria” ujar Agenor. “Lalu bagaimana nasib Garuda itu?”,  “Dia tidak akan bertahan lama”, kata Agis

“Ayo kita pergi”, kata Agenor. “Ayah, kita harus menyalamatkan burung suci itu” kata Elpis sedih, dan tidak mau pergi. “Naga itu terlalu kuat nak kita tidak akan selamat.” Agenor menggendong Elpis dan menyelimuti diri mereka dengan energi suci.”

Pada saat malam Elpis dengan sedih melihat keluar jendela, ke arah pertarungan itu terjadi tiba-tibaa dia mengingat sesuatu. “Telurnya!”, teriak Elpis. Tanpa takut dan memikikan perkataan kakeknya Elpis berlari kearah hutan.. 

                                                                              Next Chapter>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar